Volume 5 -
Perkiraan Jarak Antara Dua Insan – It walks by past
· Prolog: Bahkan Berjalan pun Terasa Lama
2. Masa Lalu: Satu Hari yang Lalu
Setelah pulang
sekolah, aku berada di ruang klub sedang membaca sebuah buku kecil. Alurnya menceritakan
tentang seorang pemuda yang di masa mendatang akan menjadi mata-mata hebat.
Buku ini benar-benar mempunyai pola cerita yang menarik dan itulah yang membuatku
ketagihan untuk terus membacanya.
Kegiatan
klub ilmu sastra sangat banyak. Setiap tahun di SMA Kamiyama, beberapa klub
dihentikan, sementara beberapa dibentuk. Di pergantian tahun ajaran baru, ruang
klub sering kali dipindah-pindah. Namun, hanya Klub Klasik inilah yang ruangannya
tidak dipindah ke kelas lain. Meski sebenarnya ini tidak begitu penting.
Seperti tahun kemarin, letak tempat dudukku masih sama. Aku mempunyai layaknya
tempat kemah, seperti biasa, kursi dan baris ketiga dari belakang, sehingga
dari jendela bisa melihat ke bawah, yaitu lapangan olahraga.
Aku sedang membaca
sebuah bab di novelku dengan sangat detail sampai aku mengangkat kepalaku dan
nafasku terhenti sejenak karena pintunya terbuka. Ibara terlihat marah karena
sesuatu seketika ia masuk dan melihat wajah bingungku.
Ibara
Mayaka, yang sekarang kelas dua, adalah seseorang yang sedikit luar biasa. Aku
tahu dia pernah berada di 2 klub di saat yang bersamaan. Satunya adalah klub
Manga, yang aku dengar dia telah keluar. Gerombolan siswa baru berada dari aula
dan berserakan sampai sini, sementara siswa kelas dua mencari anggota baru. Dan
terlihat lagi, kalau dia tidak mendapatkan satu pun siswa dari seribuan siswa
itu.
Akhir-akhir
ini, terkadang dia menggunakan penjepit rambut. Meski sampai Satoshi dan yang
lain mulai membicarakannya, aku hampir saja tidak akan pernah menyadarinya.
Hanya ada
aku dan satu orang lain di ruang ini. Padahal beberapa waktu yang lalu, ada
tiga orang di sini.
Ibara bicara.
“Hey, apa
ada yang salah?”
“Tidak…”
Aku kesal
ketika Chitanda datang.
Chitanda Eru
melanjutkan jabatan sebagai Ketua Klub Klasik. Karena dia tidak memotong
rambutnya, sepertinya rambutnya sedikit memanjang.
Ibara
melihat ke koridor sambil bicara dengan suara yang lirih.
“Aku kira
tadi orang yang barusan lewat ingin bergabung dengan klub kita tapi ternyata
tidak.”
“Uhh…”
“Entah
bagaimana, aku penasaran. Apakah kau menangis?”
Chitanda terdiam.
Dan tanpa menjawab pertanyaan tadi, dia perlahan bicara pada diri sendiri.
“…Benarkah?”
Aku tidak
tahu apa yang telah terjadi.
Satu tahun
berlalu, berawal sebagai siswa baru, sekarang kami menjadi siswa kelas 2. Klub Klasik
pun juga sedang mencari anggota baru. Ada banyak suka maupun duka, tapi kami telah
berhasil mengamankan satu anggota baru.
Sebelumnya Oohinata
Tomoko memberi kabar tentang pemberitahuan pembentukan klub sementara. Setelah
itu, dia memang bisa membuktikan kalau pemberitahuan tersebut memang benar. Kelihatannya
Ibara dan Chitanda sudah akrab dengannya, mereka tertawa dan saling bercerita.
Bagaimanapun, kelihatannya dia adalah anak yang benar-benar cerewet dan
berisik, dan kelihatan juga dia tidak mempunyai hati keras seperti yang aku
punya. Aku penasaran apakah kita bisa membuat Oohinata bergabung dengan klub
ini secara permanen. Tidak. Sebenarnya, karena pendaftaran klub sementara merupakan prosedur
yang dibutuhkan untuk pembentukan klub asli. Aku harap mereka tidak melupakan hal
itu.
Aku
diberitahu kalau dia tidak begitu saja masuk ke klub ini. Ketika semua ini sedang
terjadi, aku membaca angka halaman di bukuku. Apakah halamannya terbalik ke
halaman sebelumnya?
Chitanda
menghadap ke arah Ibara. Sekali lagi, bibirnya gemetar. Dengan segenap kekuatannya,
dia mengulang kata “Benarkah..” Ibara ingin bertanya kenapa, sedangkan aku,
menelan kata-kata yang barusan ingin aku lontarkan.
“Chi-chan,
apa kau baik-baik saja? Ada apa?”
“Sudah ku
duga… Ini karena aku”
“Ada apa?
Ini karena gadis itu, ini bukan salahnya Chi-chan. Karena apa yang mereka
katakan, hah.”
“Tidak. Aku
minta maaf. Aku pulang dulu.”
Sepertinya
percuma untuk memaksa dia supaya berhenti bertanya kepadanya. Chitanda
mengambil tasnya dan lari meninggalkan ruang kelas. Ada sesuatu yang hanya aku
lihat.
Ibara
mengikuti Chitanda dengan matanya dan membalikkan tubuhnya. Dengan wajah bingung,
aku bertanya kepada Ibara dengan nada datar.
“Hey, apa
yang terjadi?”
Bagaimanapun,
aku hanya bisa menggelengkan kepala saat dia memandang ke arahku dengan mulut yang
terbuka lebar.
idk why but it seems unrelated with the other post? lmao
ReplyDeletehai......hyoka :D
wah ada ka hyoka :D
Deletebtw ini sebenarnya masih nyambung aja kok :P
Emngny ga ada kelanjutan ceritanya apa??? Kangen nihhh -_-
ReplyDeleteBaca terakhir yang mana? kalo yang ini, udah ada kelanjutannya kok
DeleteMin ni vol.5 nyampe chapter 3-1 kan?
ReplyDeleteKalo udah ada lanjutanx kabarin ya min ��
Thx bgt sangat terbantu sekali ����
Min lanjutkan .. penasaran banget ..
ReplyDelete