Volume 5 -
Perkiraan Jarak Antara Dua Insan – It walks by past
· Chapter 2: Teman yang Perlu Dirayakan
1. Sekarang:
5.2km; Masih 14.8km Lagi
Aku tidak
berpikir jernih saat aku sedang menuruni lereng.
Meskipun saat
mendaki aku melakukannya dengan sangat tekun, seluruh ketinggian yang kudapat
susah payah ini terhapus dalam sekejap ketika aku menuruni bukit. Jika ini
memang benar-benar kehendakku sendiri, dan nantinya aku harus turun dari bukit pada
beberapa titik tertentu, kenapa aku harus mendaki terlebih dahulu? Dengan parah
aku mencerminkan tindakan-tindakanku itu.
Meskipun
awal lereng yang menanjak dimulai dengan jalan yang terjal, ketika turun lekas menjadi
turunan curam yang mengingatkan kepada Hiyodorigoe. [Nama sebuah gunung
terkenal di Jepang.] Kedua sisi jalan sekali lagi menjadi sempit, dipadati
dengan bermacam-macam pohon cedar, sehingga jangkauan penglihatanku tertutup. Apakah
aku telah berada di tengah kerumunan pada turunan ini, jadi aku akan
memposisikan diriku seperti orang yang menuruni jurang, sehingga dari situ aku
mendapat rencana. Jika aku berlari dengan sembarangan, akan timbul suara keras
dari kakiku yang menggesrek aspal. Berlari seperti ini hanya akan melukai
lutut. Menekankan hal ini dalam pikiranku, aku memilih untuk meniru gaya
berlari penuh semangat dicampur langkah yang kecil. Meskipun kakiku akan sakit
jika berlari terlalu cepat, berlari di turunan akan terasa lebih mudah. Jika
aku tidak berlari secara serius di mana pun pada sepanjang jalan 20km, maka aku
tidak akan kembali sampai matahari terbit lagi.
Dan di saat
yang sama. Perkataan ibara – kalimat sederhana yang dia dengar dari Oohinata itu–
kembali terngiang dalam pikiranku.
Seperti
seorang bodhisattva… Seperti seorang bodhisattva…
Untuk
beberapa alasan, aku tidak bisa menahan sedikit udara dingin saat mendengar
kata yang seharusnya membantu itu, tapi aku menuruni lereng terlalu cepat untuk
memikirkan arti di balik semua itu.
Di lereng
yang menurun mempunyai sebuah tikungan besar. Siswa laki-laki yang sebelumnya
secara perlahan melewatiku berlari terlalu bersemangat sehingga akhirnya
membelok di luar belokan seharusnya. Mereka terlihat seakan-akan sedang
menghentakkan kaki pada semacam tungku perapian zaman dahulu. Saat mereka
menyadari situasi mereka, aku bisa mendengar siswa-siswa di depan dengan
gelisah menggesekkan aspal dengan kaki mereka.
Dan untuk aku
sendiri, aku agak menyusur belokan dalam sehingga aku di pojok, dan pandanganku
akhirnya terbuka lagi. Aku bisa melihat masih ada sisa salju pada pegunungan di
Kamikakiuchi yang masih jauh. Tidak yakin kalau udara dinginnya berhembus dari
arah itu, tapi tiba-tiba aku mulai kedinginan.
Satoshi sudah
pergi dengan sepedanya, Ibara pun juga sudah pergi. Sebelum Chitanda sampai ke
diriku juga, ada beberapa hal yang ingin aku pikirkan terlebih dahulu.
Saat
lerengnya berakhir dan jalannya menjadi datar lagi, aku segera mengendurkan
kakiku.
Aku tidak
ingat saat di mana Oohinata dan aku melakukan percakapan antara kami berdua
yang panjang dan baik. Mungkin karena Oohinata telah bergabung dengan klub,
akan tetapi, sebenarnya ada suatu hal yang tidak pernah aku bergitu pikirkan
sampai sekarang. Terlebih lagi, jika sebenarnya memang ada masalah antara
Chitanda dan Oohinata, hal ini mungkin akan sangat penting untuk memahami
situasi.
Aku tidak menyukai
ide berpikir tentang apa yang telah terjadi hari itu. Bagaimana aku
menyelesaikan ini… Bukannya itu menyebabkan keringat dingin untuk berlari
menurun, tapi aku rasa kecemasan yang aku rasakan saat itu masih terasa sampai
hari ini.
Aku bisa
dengan jelas ingat tanggal maupun harinya.
Itu terjadi pada
hari Minggu.
28 Comments
lanjutkan om.. semangat (y)
ReplyDeleteChapter 2-2 lumayan panjang , jadi perlu waktu senggang yang lumayan nih buat nyelesainnya... hehe
DeleteSemangat ya kak, !!!
ReplyDeleteDitunggu ^^
Wah ada yang baca sampai sini juga, aku usahain ya semoga bisa 'mulus' nerjemahinnya lg ^^
Deletedi tunggu lanjutannya,,
ReplyDeletethanks
Sama-sama. Tunggu sampai UN berlalu ya.
DeleteKeren. Semangat kakak. :D
ReplyDeleteWah terima kasih kak anon, siap :)
DeleteMampir lagi ke blog ini untuk ngecek terjemahan Hyouka terbaru. Belum dipost ya? Aku tunggu deh. :D
DeleteMampir lagi ke blog ini untuk ngecek terjemahan Hyouka terbaru. Belum dipost ya? Aku tunggu deh. :D
ReplyDeleteIya belum nih. Maaf ya harus nungguin. Bukan alasan, tp akunya lg sibuk cari sekolah nih hehe
Deletedi tunggu lanjutanya min
ReplyDeleteSekitar satu minggu lagi aku lanjutin kok
DeleteThanks Kak. Semangat terus terjemahinnya. Ditunggu lanjutannya
ReplyDeleteSiap, sebentar lagi bangun dari hiatus nih
DeleteKak pandaman, Panda nya dari serial manga 'Ranma 1/2' yah?
ReplyDeleteBukan, Pandaman cuma tokoh lelucon di One Piece hahaha
DeleteNtaps
ReplyDeleteYoshh
DeleteJapan nih bang lanjutnya?
ReplyDeleteTyponya bingungin xD yg ini udah ada lanjutannya, coba cek lg...
Deletemin ditunggu min lanjutannya
ReplyDeleteUdah keluar bruh hehe
DeleteDitunggu lanjutanya min
ReplyDeleteUdah ada kok lanjutannya, lupa belum aku masukin ke index hehe
Deletelanjutkan
ReplyDeletegak dilanjut lagi kah yg chapter 2-2? kalo emang pindah tangan, mungkin bisa kasih tau blog yg nge garap nya. makasih ...
ReplyDeleteLanjut min
ReplyDelete